JJAMIL182

Alasan Keputusan Pensiun Dini Stoner

Pensiun Dini Stoner



27
STONER


Stoner secara blak-blakan mengaku kurang dihargai atas usaha kerasnya untuk meraih prestasi di ajang balap motor paling bergengsi di muka bumi ini. Mari kita menengok kembali apa yang pernah terjadi dengan dirinya. Tahun 2007 ia bergabung dengan tim utama Ducati dan langsung sukses meraih title juara dunia. Tapi bukan pujian yang didapatnya melainkan lebih banyak cibiran karena ia dinilai menang hanya lantaran faktor motor Ducati yang super power dan diuntungkan oleh performa ban Bridgestone yang saat itu lebih baik dari Michelin. Tahun-tahun berikutnya ia semakin terpojok karena gagal mempertahankan gelar. Yang paling diingat Casey adalah kejadian di musim 2009. Saat itu ia menderita sakit yang menyebabkannya sempat harus cuti balapan. Orang-orang menyebutnya penyakit misterius sebagai cara lain untuk menuduh Stoner hanya mencari alasan Pergi meninggalkan Ducati pada akhir musim 2010, Stoner bergabung dengan tim pabrikan Honda mulai musim 2011. Dan lagi-lagi ia langsung sukses meraih mahkota juara. Lagi-lagi pula orang-orang meremehkan prestasinya. Rider Asutralia itu dianggap menang karena Honda telah mengeluarkan dana gila-gilaan untuk bisa meraih gelar Dalam hatinya mungkin Stoner bertanya: apa bedanya kemenangan yang diraih Valentino Rossi pada tahun pertamanya di tim pabrikan Yamaha dengan kemenangan yang diraihnya pada tahun pertama bergabung dengan tim pabrikan Ducati dan Honda Rossi datang ke Yamaha tahun 2004, setelah dua tahun awal era MotoGP 4-tak tim ini menuai hasil yang kurang memuaskan. Stoner datang ke Ducati tahun 2007, setalah tim Italia ini melewati 4 tahun pertama di MotoGP tanpa gelar. Dan ia bergabung ke tim Repsol Honda pada tahun 2011, juga setelah 4 tahun sebelumnya tim ini tak berhasil Rasa sakit hati Casey kemudian semakin bertambah karena orang-orang juga menudingnya sebagai biang kerok atas kesulitan yang dialami Rossi bersama Ducati. Selama 4 tahun bersama tim itu, Stoner dianggap telah membawa pengembangan ke arah yang salah. Masih belum cukup. Ketika banyak orang menilai MotoGP semakin membosankan, ia juga yang dituding sebagai salah satu penyebabnya. Gaya balapnya dianggap sangat tidak menghibur dan ia disalahkan karena pembalap-pembalap lain kesulitan mengejarnya. Padahal menurut Casey, itu semua konsekuensi dari regulasi. Aturan baru memang telah sukses membuat grid MotoGP kembali ramai. tetapi sesungguhnya aturan CRT itu kini telah membuat adaanya dua kejuaraan dalam satu arena. Bagaimana mungkin seorang rider seperti Randy de Puniet yang menunggang motor CRT bisa mengejar Stoner sepertinya telah merasa dibebani olah kesalahan yang seharusnya bukan tanggng jawabnya. Ia juga termasuk rider yang sangat vocal terhadap seringnya MotoGP berubah aturan. Menurutnya, bagaimana mungkin bisa menekan biaya jika setiap saat regulasi berubah dan pabrikan harus terus menerus mengembangkan motor, Dengan segala unek-unek itu, ditambah keinginan untuk meluangkan waktu lebih banyak bersama keluarga, Casey Stoner memutuskan untuk pensiun muda. Mungkin dia berpikir buat apa mempertaruhkan hidup demi sebuah kejuaraan jika tidak pernah dihargai. Dan dengan keputusan ini ia sekaligus memberikan tamparan keras.